JALUR LAMBAT - LAJU TERHAMBAT

Penyempitan Jalan Mengakibatkan Laju Kendaraan Terhambat


Pati, RadarMuria.Com
Jalur lambat menuju ke arah Margorejo, mulai depan SMP N 4 hingga SMA N 1 Pati, dikeluhkan para pengguna jalan, khususnya pesepeda motor.

Pasalnya, setelah lampu hijau di persimpangan SPG lama tersebut, pengendara harus ekstra hati - hati terhadap kendaraan dari arah Jalan Ronggowarsito yang kadang terus jalan, walaupun lampu merah menyala tanda berhenti.

Tidak itu saja, setelah melewati depan SMP N 4, pengendara lagi - lagi harus waspada karena setelah sekolah tersebut terdapat persimpangan, yaitu Gang Depok.

Seratus meter berikutnya, laju kendaraan juga harus terhambat karena ada penyempitan jalan di jembatan kali (sungai kecil) 100 meter sebelum SMA N 1 Pati.

Khusus yang terakhir itu, sudah sejak lama menjadi 'persoalan' bagi pengendara, karena penyempitan jalan dengan lebar hanya 2 meter.

Bila diperhatikan dan ditarik garis lurus terlihat posisi bok jembatan berada di tengah jalan atau disisi dalam trotoar.


Seorang pengguna jalan, Muji warga Tlogowungu yang sering melintas di jalan itu, pernah mengalami 'insiden' yaitu bersenggolan dengan kendaraan lain yang melaju searah.

"Saya terjerembab akibat kejadian itu. Jalan menyempit", keluh Muji.

Apalagi, tambahnya,  bila dari arah berlawanan ada pengendara yang sengaja melawan arus. Maka tak terelakkan, salah satu harus 'mengalah', atau kalau tidak, resiko celaka terjadi.

Pengamatan di lokasi, posisi jembatan memang ada di 'tengah' jalur lambat tersebut.

Pada jam - jam sibuk, saat keberangkatan dan kepulangan anak sekolah atau karyawan, mereka dipastikan harus 'antre' bila sampai di titik itu.

"Rawan macet dan rawan kecelakaan di tempat tersebut", ujar Muji.

Bila tiba waktu malam pun, penerangan tidak memadai, sehingga menambah resiko kecelakaan.

Kepala DPUTR Kabupaten Pati Faisal, ST; MT saat dikonfirmasi, membenarkan kondisi jalan dan jembatan tersebut.

Bahkan, Faisal menuturkan, pernah mengalami sendiri kejadian serupa, di tempat itu.

"Saya sendiri pernah membentur di tempat itu", ujar Faisal mengingat peristiwa tidak mengenakkan itu.

Menanggapi itu, Faisal menyebut, pernah mengajukan usulan perbaikan jalan dan jembatan itu, beberapa tahun silam sebelum ia menjabat sebagai Kepala DPUTR Kabupaten Pati.

Karena ada kendala yaitu keberadaan bangunan milik warga yang digunakan untuk usaha perbengkelan las, dengan posisi mepet trotoar.

Mempertimbangkan segi sosial - kemasyarakatan, usulan tersebut harus kandas alias tidak terealisasi.

Disayangkan pula, sebelum titik jembatan itu, tidak ada rambu peringatan.

Muji dan atau pengendara lain tentu berharap, jembatan itu segera ada perbaikan dan pelebaran, karena sudah sudah tidak memadai dengan peningkatan jumlah arus kendaraan yang melintas.

RM. Usman
Totok Mujiarto

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.