UNISBANK BERI PENJELASAN TERKAIT MOLORNYA WAKTU PENYAMPAIAN HASIL UJIAN TERTULIS PENGISIAN PERANGKAT DESA

Unisbank melayani sanggahan atau keberatan atas hasil ujian tertulis penyaringan perangkat desa



Pati, RadarMuria.Com-        Universitas Stikubank (Unisbank) Semarang selaku pihak ketiga (sesuai MoU) yang ditunjuk sebagai penyelenggara ujian tertulis pada pengisian perangkat desa di Kabupaten Pati, memberikan penjelasan terkait molornya waktu penyampaian hasil ujian.

"Jadi benar, memang mundur 8 jam. Senin 23 November kami ajukan penjadwalan ulang ke Pemkab Pati", ungkap Sunarto, perwakilan Unisbank, Sabtu (28/11), di Ruang DBHCT Setda Pati usai melayani sanggahan atau keberatan atas hasil ujian tersebut.

Pihaknya pun memaklumi apabila sebagian peserta resah  atas kejadian itu.

"Tapi kami pastikan bahwa mundurnya jadwal adalah karena prinsip kehati-hatian kami. Awalnya nilai teori dan praktek tidak kami pisah, sehingga demi meningkatkan tranparansi, akhirnya kami ajukan tambahan waktu untuk memisah kedua kriteria penilaian tersebut", jelas Sunarto.

Sebagai institusi independen, lanjutnya, Unisbank tidak akan mempertaruhkan nama baik (reputasi) lembaga demi kepentingan sesaat pihak tertentu.

"Jadi sekali lagi, ini murni karena masalah teknis. Bukan karena intervensi pihak mana pun", tegasnya.

Dalam penyelenggaraan ujian tertulis itu, pihaknya mengaku telah memberikan pertimbangan terkait sisi positif dan negatif antara metoda CAT (Computer Assisted Test) dan LJK (Lembar Jawaban Komputer).

"Meskipun secara regulasi kedua metode itu diperbolehkan, namun tentu kami perlu memberi saran terkait pemilihan metode yang terbaik menurut kami. Dan saat pandemi seperti ini, kami pikir LJK adalah metode terbaik untuk mencegah munculnya klaster baru penularan Covid-19. Dan saran kami rupanya diterima, terbukti dengan keluarnya Keputusan Bupati tentang Penetapan Metode Ujian Tertulis Penyaringan Perangkat Desa Tahun 2020", lanjutnya.

Sunarto juga mengemukakan alasan  pihaknya tidak menyarankan memakai metode CAT, karena riskan penularan virus corona.

"Di masa pandemi itu riskan. Komputer CAT bisa disentuh oleh sejumlah peserta yang berbeda secara bergantian. Belum lagi perpindahan sift satu dengan yang lain, tentu sangat berpotensi menimbulkan antrean dan kerumunan", jelasnya.

Lagi pula, tambah Sunarto, baik CAT maupun LJK, keduanya dapat dipertanggung-jawabkan baik dari aspek transparansi maupun objektivitasnya.

(RM. Usman : FN/FN/ MK)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.