DAMPAK VIRUS CORONA - ROY WIJAYA TUNDA PRODUKSI FILM HOROR

Sutradara dan Produser Cakrawala Film, Roy Wijaya


Jakarta, RadarMuria.Com
Gara - gara wabah Corona Virus Disease (Covid-19) yang merebak di hampir seantero dunia, memaksa Cakrawala Film menunda produksi dua judul film bertema horor.

Produser dan Sutradara Cakrawala Film Roy Wijaya mengatakan, industri perfilman Indonesia terkena dampak penyebaran virus tersebut.

Padahal, menurutnya, secara kualitas, kontribusi film - film nasional sudah cukup memadai dan cenderung meningkat.

"Namun sayang, pandemi virus corona melunturkan semangat para cineas kita", ujar Roy kepada wartawan di Jakarta, baru - baru ini.

Semenjak Covid-19 merebak, Roy mengungkapkan, setidaknya ada 7 film Hollywood yang ditunda rilisnya.

Antara lain, film berjudul A Quite Place Part II, Mulan, The New Mutants, F9, Peter Rabbit 2: The Runaway dan Black Widow.

"Sedangkan untuk film Indonesia, sampai saat ini ada 2 film yang ditunda rilis hingga waktu yang belum ditentukan", terang Roy.

Ke-2 film itu, sebutnya, yakni KKN Desa Penari dan Tersanjung The Movie yang sedianya tayang pada 19 Maret lalu.

Bahkan, lanjutnya, berbagai persiapan matang sudah dilakukan oleh Rumah Produksi Cakrawala Film untuk 2 film horor, yaitu Teror Leak dan Topeng Keramat.

"Adanya corona menjadi bencana finansial terbesar di industri sinematik. Babak belur secara finansial dalam jangka pendek", kata Roy menyesalkan.

Situasi ini, ungkap Roy, bisa menjadi sejarah tersendiri bagi industri perfilman tanah air, karena tidak ada momen pembanding sebelumnya.

Apalagi, masih ungkap Roy, sampai saat ini tidak bisa dipastikan berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menahan penyebaran virus tersebut.

"Begitu wabah berhenti, akan butuh waktu lebih lama untuk membujuk orang kembali menonton bioskop", ungkapnya.

Roy menilai, hasil box office pada akhir pekan ini sudah menunjukkan tanda - tanda terhadap apa yang terjadi di masa depan pada industri perfilman.

"Jelas, konsekwensi keuangan ini kemungkinan akan dirasakan oleh studio, pembuat film dan pemilik teater untuk beberapa tahun ke depan", tuturnya.



Pada 2018, sebutnya, penerimaan box office mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah, senilai US$ 11.9 miliar di Amerika Serikat.

Analis juga memperkirakan penjualan tiket pada 2020 akan lebih rendah dibandingkan pada 2019.

Menurut data Comscore, dari 1 Januari hingga 1 Maret 2020, perolehan box office Amerika Utara masih naik 3.7 persen dibandingkan tahun lalu.

Perkiraan terbaru menurut analis Wedbush, Michael Pachter, memproyeksikan penjualan tiket di tahun ini akan turun 2.6 persen menjadi US$ 11.1 miliar.

Ketika Roy Wijaya menulis catatan itu, ada lebih dari 100 kasus Covid-19 yang terkonfirmasi.

(RM. Usman :/hb)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.