SIVITAS AKADEMIKA STIKes BAKTI UTAMA PATI BERI KONSELING IBU MENYUSUI

Tim Pengabdian Masyarakat STIKes Bakti Utama Pati memberikan bimbingan dan konseling tentang teknik menyusui yang benar kepada ibu nifas



Pati, RadarMuria.Com                       Sesuai visi program studi sarjana kebidanan terkait kebugaran sepanjang siklus kehidupan perempuan, Sivitas Akademika STIKes Bakti Utama Pati menyelenggarakan kegiatan konseling bagi ibu menyusui.

Kegiatan oleh Tim Pengabdian Masyarakat sekolah tinggi bidang kesehatan itu, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan kepada ibu nifas (pasca persalinan) dalam pemberian ASI yang benar kepada si buah hati.

"Materi konseling yang diberikan yaitu cara atau teknik menyusui yang benar, sehingga si ibu terbebas dari rasa nyeri payudara", terang Tim Dosen STIKes Bakti Utama Pati, Uswatun Kasanah didampingi Ana Rofika, Senin (14/02/22).

Iyuz, panggilan akrab sang dosen, menambahkan,  kegiatan sebagai perwujudan salah satu Tri Darma Perguruan Tinggi ini, melibatkan  mahasiswa prodi Sarjana Kebidanan, yaitu Addaruqutni Nur Fatin, Gadis Riya Pratama dan Stefani Dhea Firnanda.

"Kegiatan ini dilakukan di Desa Tondomulyo Kecamatan Jakenan mulai Desember 2021 hingga Februari 2022, terhadap 4 ibu nifas", tambah Iyuz.

Setiap ibu nifas, lanjutnya, dilakukan 3 kali kunjungan dan diberi pengetahuan seputar laktasi meliputi ASI eklusif, pijat oksitosin, perawatan payudara, teknik menyusui dan teknik marmet (memijat dan menstimulasi payudara ).

'Bincang Satu - satu, Bebas Nyeri Payudara'


Menurut Iyuz, menyusui dengan cara yang tidak benar dapat menyebabkan puting susu lecet dan air susu tidak keluar secara optimal.

Masalah puting susu lecet ini, sebutnya, 95 persen terjadi pada wanita yang menyusui bayinya dengan posisi tidak benar.

"Kesalahan dari teknik menyusui disebabkan posisi bayi tidak sampai areola, hanya pada puting susu saja. Kesalahan lain, juga bisa disebabkan saat ibu menghentikan proses menyusui kurang hati - hati", sebutnya.

Hasil penelitian oleh Coca et al (2008), kutip Iyuz, terdapat 57.4 persen ibu menyusui mengalami masalah puting susu lecet / nyeri. Dan paling banyak dialami oleh ibu primipara (wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk kali pertama), hingga mencapai 54.9 persen.

Menyusui merupakan proses memberi makanan pada bayi dengan air susu ibu (ASI), langsung dari payudara ibu. Data World Health Organization (WHO) 2018 melaporkan, cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia 0 - 6 bulan di seluruh dunia, sebesar 40 persen. Angka ini belum mampu mencapai target cakupan dimaksud, yakni sebesar 50 persen.

Sedangkan di Indonesia, menurut hasil Riset Kesehatan Dasar yang dirilis pada 2018, menyebut, cakupan pemberian ASI eksklusif hanya mencapai 37.3 persen. Dan belum mampu mencapai yang ditargetkan Kementerian Kesehatan, yakni hingga 80 persen.

Berdasarkan latar belakang permasalahan laktasi yang dialami oleh ibu - ibu menyusui tersebut, kegiatan konseling dilakukan dengan mengambil judul 'Bincang Santai Satu - satu, Bebas Nyeri Payudara'.

(RM. Usman :/ Iyuz)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.