MUSIM HUJAN DATANG - ADA KESUSAHAN TERSENDIRI BAGI PETANI DESA CEBOLEK



Pati, RadarMuria.Com
Datangnya musim hujan yang memang sudah dinanti, menjadi 'kebahagian' para petani karena dapat mengairi sawahnya dan lahan pertanian lainnya.

Namun, tidak demikian halnya bagi ratusan petani di Desa Cebolek dan Tunjungrejo Kecamatan Margoyoso. Mereka di satu sisi memang mengharap turunnya hujan, namun di sisi lain harus mengalami 'kesusahan', bila turun hujan.

Pasalnya, setiap kali turun hujan dengan intensitas sedang apalagi tinggi, dapat dipastikan alur sungai yang melintasi area persawahan mereka kedapatan membawa tumpukan sampah. Mulai sampah plastik, ranting pohon dan bambu, batang pisang serta sampah rumah tangga yang sengaja di buang ke sungai.

Ratusan kubik sampah tampak memenuhi alur sungai sehingga kebutuhan air untuk mengairi sawah petani, terhambat dan terganggu.

Atas kondisi itu, beberapa waktu lalu ratusan petani dari 2 desa tersebut dengan dipimpin kepala desa masing - masing bekerja bakti dan bergotong royong membersihkan dan mengangkut tumpukan sampah yang menutupi alur sungai. Dimana sawah di sisi selatan sungai adalah masuk wilayah Desa Cebolek, sedangkan di sisi utara masuk wilayah Tunjungrejo.



Kepala Desa Cebolek Agung Koeswoyo didampingi Kepala Desa Tunjungrejo Teguh Utomo kepada RadarMuria.Com melalui sambungan handphone mengatakan, kondisi seperti itu selalu terjadi manakala turun hujan. Menurut Agung Koeswoyo, sampah yang menumpuk mencapai ratusan kubik sehingga apabila diangkut bisa pula mencapai ratusan truk.

"Selalu seperti ini kejadiannya. Banyak kiriman sampah dari atas (hulu) bila terjadi hujan. Kasihan petani kami, harus mengeluarkan tenaga dan beaya ekstra", kata Agung Koeswoyo.

Kondisi itu, lanjut Agung, memaksa para petani harus kehilangan waktu untuk memulai menggarap sawahnya.
"Kalau sawah diluar sini, begitu turun hujan petani bisa langsung njegur. Lha di sini harus membersihkan sampah terlebih dahulu", lanjut Agung yang tak segan - segan juga turut njegur di tumpukan sampah itu.

Agung Koeswoyo mengaku, telah berupaya mencari bantuan kepada pihak terkait untuk mendatangkan alat berat pengeruk sampah. Namun atas upayanya itu, rupanya belum membuahkan hasil. "Sementara masih manual saja dengan cara gotong royong. Mudah - mudahan ada pihak yang bersedia membantu. Terutama Pemerintah Kabupaten Pati", harap Agung Koeswoyo yang peduli 'penderitaan' rakyatnya.

Kerja bakti membersihkan sampah tersebut, masih menurut Agung, bisa terjadi 3 sampai 4 kali dalam satu kali musim hujan. Dan hal itu telah berlangsung bertahun - tahun selama ini. (RM. Usman)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.