KESENIAN HARUS TERLINDUNGI, TERSOSIALISASI DAN TEREGENERASI

Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kabupaten Pati, Paryanto, S.Pd; MM



Pati, RadarMuria.Com- Memprihatinkan, banyak kesenian sudah kehilangan atau tidak lagi ada pelaku seninya. Kesenian tanpa pelaku seni, berarti itu mati.

Demikian dikatakan Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Paryanto, Kamis pekan lalu.

Menyikapi hal itu, pihaknya berupaya membangkitkan kesenian yang ada di Kabupaten Pati, antara lain wayang, kethoprak, seni topeng, seni tari, kentrung, barongan dan lain - lain.

Upaya nguri - uri kesenian dan budaya lokal itu, sebut Paryanto, dengan melakukan regenerasi pelaku seni yang menyasar pada anak - anak dan remaja di sekolah.

"Jadi kesenian itu harus dilindungi, tersosialisasi dan teregenerasi. Saat ini sudah kesulitan mencari generasi", ungkap Paryanto.

Studio mini di Aula SKB Disdikbud, tempat penyelenggaraan pementasan virtual


Dalam rangka penyelamatan kesenian dan budaya itu, pihaknya menjadwalkan kegiatan rutin berupa pementasan secara virtual di Aula SKB Disdikbud setempat.

"Silahkan bagi teman - teman kesenian untuk pentas yang digelar secara virtual menyikapi pandemi Covid-19", ujar Paryanto.

Pentas, lanjutnya, diselenggarakan 3 kali dalam seminggu dan telah berlangsung mulai Juli 2020 dan direncanakan hingga Desember mendatang.

Selain itu, tambahnya, pihaknya menjalin kerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelenggarakan kegiatan muatan lokal budaya berupa pementasan wayang dan kethoprak.

"Akan berlangsung selama 3 malam, yaitu 2 kethoprak pelajar dan 1 wayang kulit", tambahnya.

Seminar dalam rangka pemajuan kebudayaan Kabupaten Pati, lanjut Paryanto, juga akan digelar dengan mendatangkan narasumber dari Kemendikbud dan universitas.

Memperingati Hari Wayang Dunia, juga digelar Lomba Dalang Anak dan Remaja Tahun 2020, memperebutkan Bupati Pati Cup, berlangsung pada 19 hingga 23 Oktober.

Lomba dibagi dalam 3 kategori, yaitu tingkat SD, SMP dan Remaja.

"Puncaknya nanti pada 8 dan 9 November, menampilkan para juara dalang dengan menyuguhkan pakeliran padat dilanjutkan pagelaran wayang oleh dalang profesional", lanjutnya lagi.

Semua pementasan itu, sebut Paryanto, dilakukan dengan pembatasan - pembatasan, baik durasi, jumlah pemain dan jumlah penonton, akibat pandemi Covid-19.

Dengan upaya - upaya tersebut, Paryanto berharap, eksistensi kesenian dan kebudayaan di Kabupaten Pati tetap terjaga dan berkembang.

(RM. Usman)

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.